Peluang bisnis online jika digeluti dengan tekun pasti akan membawa kesuksesan. Kali ini kita
akan berkenalan dengan sosok Achmad Zaky, sang pendiri situs BukaLapak.com, salah satu start uppasar online terbesar Indonesia yang sukses.
Bagaimana kisah suksesnya?
Meniti karir sebagai
pengusaha online bukanlah angannya. Zaky muda tidak pernah mengenal istilah
berwirausaha. Pria asal Sragen, Jawa Tengah ini, dulunya bermimpi punya
pekerjaan dengan gaji besar. Orang tuanya yang berprofesi sebagai guru
mengharapkan putera mereka dapat menjadi pegawai pemerintah juga atau paling
tidak memiliki pekerjaan yang memberi penghasilan tetap.
Perkenalan Zaky dengan dunia
teknologi bermula saat ia duduk di bangku sekolah dasar. Wakt itu ayahnya
membelikan komputer dan buku-buku pemrograman dasar seperti Basic dan Fortran.
Zaky ternyata cukup tekun mempelajari ilmu baru tersebut secara otodidak.
Kesukaannya pada ilmu komputer membuat pemuda desa ini berhasil ikut
berpartisipasi dalam olimpiade komputer tingkat nasional saat ia duduk di
bangku SMU.
Untuk mewujudkan mimpinya
mendapatkan pekerjaan yang mapan, Zaky pun melanjutkan kuliah ke Institut
Teknologi Bandung (ITB). Di bangku kuliah itulah Zaky mulai membangun keinginan
memiliki usaha sendiri. “Banyak teman-teman di ITB yang selalu berbicara tentang
beriwirausaha. Rasanya saya juga ingin melakukannya,” kata Zaky mengenang.
Di tahun kedua kuliahnya,
Zaky membuka usaha pertamanya yaitu warung mie. Modal usahanya diperoleh dari
hasil memenangkan lomba komputer. Warungnya menjual mie dengan harga terjangkau
bagi kantong mahasiswa. Tak lama berselang ia menutup warungnya. “Saya gagal
karena kurang pengalaman. Saya pengen menjual mie yang enak dengan harga murah,
akibatnya keuntungan sangat tipis, sehingga pelayanan pun di bawah standar.
Ongkosnya gak nutup,” ujar Zaky.
Tetapi ia sama sekali tidak
menyerah. Tahun berikutnya, Zaky mulai memanfaatkan keahlian komputernya untuk
membuka usaha software yang dinamainya Deft Technology. Pintu cerah bisnis
online mulai terbuka ketika Zaky dan timnya berhasil menjuarai kompetisi Indosat
Wireless Innovation Contest pada tahun 2007 serta menyabet penghargaan khusus
pada ajang Indonesia ICT
Awards di tahun berikutnya.
Deft Technology dijalankan
selama dua tahun sampai Zaky memutuskan untuk me-rebrandingusahanya menjadi Suitmedia. Melalui Suitmedia, ia
menawarkan jasa kreatif dan konsultasi khusus bidang teknologi. Bukalapak.com
pun dijalankan sebagai bisnis sampingan sekaligus dijadikan contoh produk bagi
klien Suitmedia.
Tak disangka, Bukalapak
justru mendapat perhatian dan peluang investasi dari Batavia Incubator. Zaky
pun menyadari besarnya peluang bisnis di dunia e-commerce (jual beli dunia
maya). Zaky dan tim mulai fokus mengembangkan fitur-fitur dan fasilitas
Bukalapak.com. Waktu berlalu dan kini Bukalapak telah menjadi tempat transaksi
jual-beli senilai lebih Rp500 juta setiap hari!
Inovasi pun tak henti. Tim
Bukalapak.com melihat besarnya peluang ini dan mulai menawarkan platform
pembayaran yang disebutnya BukaDompet. Hmmm, bisnis online memang menjanjikan
bukan? (techinasia.com)
Dalam empat tahun,
Bukalapak.com telah menjadi platform e-commerce papan atas di Indonesia.
Kesuksesan tersebut tidak terlepas dari empat faktor.
1.
Bukalapak hadir
pada saat dan waktu yang tepat. Bukalapak.com hadir pada saat penetrasi internet
di Indonesia sedang tinggi-tingginya, jadi Bukalapak.com itu right time in
right place. Eksekutif harus fast, seperti Bukalapak.com, mereka langsung
meluncurkan usahanya setelah melihat ada peluang. Pada akhirnya, yang cepat
biasanya akan berakhir paling bagus
2.
Bukalapak.com
mampu mengembangkan perusahaan lewat internet marketing menggunakan data-driven
yang baik sekali.
3.
Startup ini
didukung oleh tim yang ahli.
Ketiga faktor tersebut juga
diakui Zaky sebagai faktor yang mendorong kesuksesan perusahaan yang
dirintisnya. Namun demikioan dia menambahi satu hal lain, yaitu diferensiasi
dengan cara merangkul lokalitas. Kekuatan startup di Indonesia adalah embrace
locality. Merangkul lokalitas.
Bukalapak.com adalah
ecommerce di Indonesia yang dikenal kuat di niche sepeda. didirikan awal 2010
dengan sumber daya sangat terbatas, dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun,
Bukalapak.com telah menjadi ecommerce yang sangat diperhitungkan, memiliki
25,000 seller dan 60,000 user, pada pertengahan tahun 2011 Bukalapak.com
mendapatkan suntikan dana dari Batavia Incubator untuk ekspansi.
Mari kita simak kisah bagaimana Achmad
Zaky, founder dan CEO Bukalapak mendirikan dan membesarkannya dan seperti apa
konsep-konsepnya dalam membangun sebuah bisnis.
How to start & get idea
Start awalnya dari ide. Tapi ya ide
cuma ide kalau tidak dieksekusi, makanya langkah berikutnya adalah eksekusi,
eksekusinya harus continue, terus menerus, fokus dan konsisten, jangan melihat
bisnis hanya 6 bulan atau 1 tahun, mikirnya harus long term 6 tahun. Tim
penting sekali, di Bukalapak ataupun Suitmedia, recruiting menjadi proses yang
luar biasa penting, kami tidak ingin class B people masuk, kami inginnya class
A people, orang yang punya kompetensi dan passion, sevisi dengan kita,
chemistrynya ada. 3C yang kami pegang terkait recruitment adalah
Commitment, Capability atau Competency satu lagi Compatibility. Harus satu
budaya, satu pemahaman, satu pemikiran.
Bagaimana cara dapat ide yang bagus ?
Ide selalu datang dari masalah yang
kita hadapi dan kemudian kita hubungkan kompetensi apa yang kita miliki dengan
ide atau peluang yang ada, misalnya dulu saya bangun Suitmedia, kami membangun
kompetensi untuk membuat website dan desain yang bagus untuk klien,
me-marketingkan website dan sebagainya. Di saat yang sama teman-teman kami
sering tertipu saat belanja online, hal-hal seperti ini menjadi pijakan untuk
kami membuat Bukalapak.com yang ternyata bisa jalan, karena kami punya
kompetensi dalam membuat dan me-marketingkan website. Jadi, selalu berawal dari
titik apa yang kita punya. Suitmedia dulu berawal dari kompetensi para
foundernya di engineering, lalu kami menarik orang design, kok rasanya
kompetensi kami di design juga oke, akhirnya kami buat produk yang ternyata
jalan.
Kalau Hijup idenya berasal dari
karyawan kami, ada yang nyeletuk pingin punya ide jual jilbab online, momentnya
pas saat ramadhan, ya sudah kami coba. Kebetulan di kantor ini kami sangat
terbuka akan ide. Jika teman-teman ada ide dan manajemen merasa punya potensi
pasar, ya sudah kami coba jalankan. Karena resources kami di Suitmedia sudah
ada semua, Suitmedia sebagai engine titik awal kami.
Jadi fokus di kompetensi saja, jangan
fokus di sesuatu yang bukan di kompetensi kita.
Ide tidak hanya di awal, tetapi juga
ada di proses, justru ide yang ada di saya cenderung setuju kalau ide itu
cheap, yang penting eksekusi. Ide gampang ditiru tetapi eksekusinya yang luar
biasa sulit ditiru dan tentu saja eksekusi butuh ide. Ide mau buat produk apa,
ide untuk menggaet user, strateginya seperti apa, justru saya melihat ide ada
di dalam proses.
Masuk niche sepeda karena tidak sengaja
Bukalapak dimulai pada Februari 2010.
Kenapa kami masuk di niche sepeda ? karena … tidak
sengaja !
Tool marketing kami saat itu hanya
Facebook. Kami spend Facebook ads hanya sedikit, kami tidak spend budget untuk
Adwords, tidak spend budget untuk iklan di majalah, hanya dari teman ke teman
yang mengajak join Bukalapak, kami add teman-teman di Facebook dan mengajak
mereka. Bahkan orang yang kami tidak kenal juga kami add, misalnya orang yang
me-like fanspage suatu toko online, kami kan tidak kenal dan kami hanya merasa
orang-orang me-like toko online harusnya suka jualan online. Saat itu kami
benar-benar ketok pintu.
Kebetulan kebanyakan dari orang yang
kami add ini suka sepeda. Kami juga terbantu beberapa moment seperti sepeda
fixie yang waktu itu cukup dashyat, juga Car Free Day.
Kombinasi dari kontinuitas, fokus,
targeted pada orang-orang yang menurut kami suka jualan online konsisten
mendekati calon pembeli, juga faktor luck karena trend sepeda sedang rising.
Hal seperti ini yang akan membangun Bukalapak.com
Pada saat itu hanya 3 orang yang
terlibat di Bukalapak, 1 staf full time, 1 bantu-bantu karena aslinya engineer,
lalu terakhir saya sendiri, yang paling massive mengundang orang masuk
Bukalapak waktu itu saya di sela-sela pekerjaan di Suitmedia atau malam harinya
setelah pekerjaan selesai. Itulah kenapa saya memutuskan pindah dari Suitmedia
untuk fokus di Bukalapak, karena yang banyak memperjuangkan di awal juga saya,
ide Bukalapak waktu itu juga berasal dari saya.
Hal seperti ini dilakukan oleh hanya 2
orang staf kami, 1 staf bantu-bantu karena aslinya engineer, jadi ya 1 orang
saja sebenarnya, dibantu oleh saya kami lakukan secara
berkelanjutan, sehari 1 orang bisa mengajak 100 orang lewat Facebook
messages untuk mengajak orang berjualan di Bukalapak.
Kami menganggap progress Bukalapak
saat ini tidak secepat yang kami bayangkan, cobalah lihat Pinterest, Twitter
yang tractionnya dahsyat. Dengan pertumbuhan seperti sekarang, mungkin butuh 10
tahun baru bisa selevel dengan tier two website, seperti Okezone misalnya, oleh
karena itu kami harus bekerja lebih keras.
Kalau dengan 2 orang staf kami bisa
jalan, dengan 10 orang harusnya kami bisa lebih cepat, cara berpikir saya
seperti itu, kalau ternyata hasilnya tidak begitu ya berarti ada yang salah.
Traction dan Memecahkan Masalah di Ecommerce
Untuk mendapatkan traction atau result
bagus dari suatu marketing effort, startup harus menyelesaikan masalah yang
besar atau yang paling matter.
Kalau di Indonesia, untuk E-commerce,
challenge di Indonesia itu kepercayaan. Kalau saya tanya kenapa belum belanja
online, dari 10 orang yang saya tanya, 8 menjawab tidak percaya, apakah barang
yang dibeli bisa sampai, sampainya cepet atau tidak, barangnya apakah cocok
dengan ekspektasinya, dari 8 orang ini, 2 orang di antaranya menjawab takut
tertipu, menurut saya sebenarnya bukan masalah keamanan, tetapi masalah
kepercayaan. Jadi kami harus fokus bagaimana menyelesaikan masalah kepercayaan
ini, misalnya mengedukasi seller.
Di ecommerce ada 2 sisi : seller dan
buyer. Masalah di sisi seller adalah bagaimana mereka dapat revenue tinggi dan
sebaliknya buyer butuh seller yang menjual barang bagus. Keduanya ini harus di
manage.
Saya pernah ketemu counter HP,
barangnya dia murah, terus saya tanya kenapa tidak jual online? Dia jawab
“takut perang harga, di semua forum online pada nawar-nawar, kompetitor juga
ikut menurunkan harga”. Kecenderungan sekarang, jualan online juga jadi ajang
price war, di sisi lain, pengusaha online ini juga tidak punya brand.
Seharusnya mereka bisa menonjolkan service dan kelebihan dia yang lain. Online
shop seharusnya branded.
Kami sering membuat kisah sukses dari
seller online lalu kami sebar ke Twitter, gunanya untuk mengedukasi rekan-rekan
seller bahwa untuk menjadi seller terpercaya itu penting sekali, sekarang juga
ada beberapa seller yang berani jual sedikit mahal, karena memiliki banyak
rekomendasi, sehingga buyer memilih bayar lebih mahal tetapi barang sampainya cepat
dan terpercaya. Aspek ini yang masih kurang di sisi online, saat ini mayoritas
buyer melihat semua seller sama saja, price war diutamakan, walaupun ada buyer
yang bisa menyelidiki seller mana yang sudah aktif di berbagai forum online,
tetapi orang awam tidak bisa membedakan.
Kredibilitas toko online sangat
dipengaruhi oleh good experience. Kalau jualan barang, barangnya harus bagus,
sampai ke pihak buyer juga harus bagus, packagingnya harus bagus, sampainya
cepat. Hal seperti ini banyak sekali pekerjaan rumahnya, kadang di online
marketplace juga ada seller yang deskripsinya tidak sesuai dengan barangnya,
ini yang menjadi pekerjaan rumah bagi online marketplace di Indonesia untuk
bareng-bareng mengedukasi seller.
Fundraising
Fundraising itu sebenarnya alat untuk
tumbuh mencapai visi kita. Tetapi saya melihat banyak startup yang
menjadikannya tujuan.
Kalau kita tidak butuh alat, dan sudah
punya alat lainnya ya kita tidak tidak perlu pakai.
Kalau Bukalapak, memang berbeda,
sangat challenging, visinya menyediakan service bagi penjual dan pembeli supaya
saling percaya via online, business modelnya unik, sekarang belum ada business
model marketplace yang untung, kebanyakan tidak mengenakan charge ke user.
Kompetisinya sendiri juga ketat, sehingga kami butuh “bensin” dalam bentuk
fundraising supaya bisa bernafas lebih lama.
Bagaimana cara dapat fundraising?
Kerja. It’s all about execution & performance, dana yang didapat itu
digunakan untuk bekerja, yang menentukan nilai perusahaan kita itu ya hasil
kerja kita. Kalau kerjaan kita bagus, investor akan respek dengan kita.
Kadang ada juga investor series A 10
miliar, saya bahkan harus menahan-nahan tawaran ini, karena tidak masuk akal,
kami saja merasa belum show dan harus menyiapkan dapurnya.
Di Bukalapak kami cenderung ngirit dan
hati-hati, tidak sembarang eksekusi strategi, hiring karyawan banyak-banyak
dengan dana dari investor, saya ngetes dulu, misal kalau mau kampanye sosial
media dengan target 100 ribu follower, jangan langsung bayar kanan kiri untuk
tweet berbayar. Karena bisnis itu perjalanan long term, marathon, bukan sprint.
Simpan dana sedikit-sedikit, yang tadinya habis 1 tahun, kalau hemat bisa tahan
sampai 3 tahun. Sampai pada titik tertentu kalau kita lihat dapat tractionnya,
lalu berpikir untuk expand, baru kita perlu fundraising. Misal ide kita bekerja
di Jakarta, kita tes lagi di Bandung, bisa jalan, berarti make sense dong kalau
kita spend budget untuk expand ke Surabaya, Semarang dan kota lainnya karena
sudah ada role modelnya di Jakarta dan Bandung.
Kalau sekarang, sepeda sebagai role
model tidak mudah diduplikasi ke lainnya karena momentum niche sepeda yang
unik, business model kami juga belum siap untuk diduplikasi, kalau dipaksakan,
kami kuatir business modelnya kurang kuat.
Saya melihat banyak startup yang besar
sudah menemukan business model yang pas dan menghasilkan uang, Amazon dari awal
sudah generate money, Ebay di hari pertama launching sudah generate money,
untuk upload buyer harus bayar, Rakuten juga ada fixed monthly fee dan fee transaction.
Bootstrapping
Saat Bukalapak baru ada 3 orang (hanya
2 staf dan saya sendiri, 2 orang ini pun sambil mengerjakan project di
Suitmedia), kami disubsidi oleh Suitmedia, resource kami sangat terbatas, it’s
all about priority, kami harus fokus pada apa yang really matter.
Founder Bukalapak
Founder Suitmedia/Bukalapak awalnya
saya, Achmad Zaky dan Nugroho, kami berdua dari Teknik Informatika ITB. Fajrin
teman dekat saya, masuk belakangan ke Bukalapak, resign dari BCG (Boston
Consulting Group), cerita tentang Fajrin ini juga menarik. Saya sendiri jujur
sebelum memulai memulai ini semua, lulus kuliah saya apply ke BCG dan Mckinsey.
Goal saya waktu itu Cuma 2 : Kerja di tempat yang paling bagus, which is BCG
dan Mckinsey waktu itu. Tetapi saya gagal dapat pekerjaan di dua tempat ini, di
dua tempat ini rata-rata mereka hanya hiring 1 orang, sangat challenging. Lalu
saya rekomendasikan Fajrin, saat itu dia belum business minded, sangat
scientist minded karena hobinya matematika. Fajrin ikut test, terus lolos.
Berjalan setahun, kami berdua sering
saling kontak, suatu saat Fajrin bilang ke saya kalau dia bosan, kurang
challenging Di BCG dia advice strategi kepada konglomerat, bagi dia “that’s it”
selamanya dia jadi advisor aja, dia ingin bangun sesuatu dari nol, lalu suatu
saat, saya bilang ke dia, “Suitmedia jalan nih!” Kami punya client base yang
bagus, kami ada kas cukup lumayan, ada Bukalapak, saya juga cerita kalau saya
lagi ngobrol dengan Takeshi Ebihara dari Batavia Incubator, lalu dia tanya
“wah? Beneran nih?” lalu Fajrin ikut gabung dan ikut deal dengan investor. Saat
itu saya keder juga karena saya tidak sanggup menggaji dia begitu tinggi,
akhirnya saya kasih share.
Saya sendiri backgroundnya technical,
waktu kuliah tingkat tiga sempat buat startup Deft Technology namanya, coding
sendiri, sempat punya warung! Benar-benar offline store, jadi saya ada
background bisnis dan juga teknikal. Sejak SMA saya juga sering jualan
kecil-kecilan. Tapi sebenarnya waktu baru mau masuk ITB tujuan saya cari kerja
bagus dengan gaji besar, tapi sambil berjalannya waktu di ITB, saya merasakan
perubahan, kata orang-orang di ITB sangat entreprenerial, karena lulusannya
bisa jadi role model, ada Aburizal Bakrie, Arifin Panigoro, di sana imagenya
entrepreneur itu keren. Makanya pilihan saya Cuma 2 : Kerja di perusahaan
seperti Mckinsey, BCG atau buat perusahaan sendiri dan perusahaannya harus jadi
besar.
Kami sering membicarakan valuasi saham
kami dengan detail, valuasi saham dibangun dari kerja, setiap pekerjaan yang
kita buat membuat nilai pekerjaan meningkat, semakin efektif dan semakin cepat
kita kerja, membuat value perusahaan cepat naik. Senantiasa kami mencari cara
bagaimana kita kerja yang menghasilkan value. Kalau saya menilai perusahaan
dari kas dan people, bila orang berani bayar untuk service kami, kas akan
datang, makanya bagi kami, ngirit itu penting banget, harus yakin apa yang kita
spend itu building value perusahaan.
Kondisi Lingkungan Bukalapak
Analisis matriks SWOT
1.
ST (Kekuatan
Ancaman). Adanya ancaman dari situs web penyedia jasa yang sama tetapi disisi
lain Bukalapak.com juga sangat mudah diakses dalam melakukan pendaftaran akun,
menjual, serta membeli barang; kejelasan akan tampilan kategori dan keterangan
yang lain membantu pengguna dengan mudah melakukan transaksi yang aman; website
yang gampang ditemukan dengan mudah; adanya fitur-fitur yang memudahkan penjual
melakukan penjualan.
2.
SO (Kekuatan
Peluang). Jika para konsumen ingin memperluas bisnis penjualan online sangat
membantu para konsumen salah satunya dengan menggunakan bukalapak.com dengan
fitur-fitur serta inovasi-inovasi yang diberikan membantu konsumen untuk
mendapatkan omset sesuai yang mereka inginkan karena berdasarkan survei melalui
forum bukalapak.com banyak para konsumen yang sangat puas akan fitur-fitur yang
diberikan serta proses jual-beli yang sangat menguntungkan bagi mereka (contoh:
cepat mendapatkan pembelian).
3.
WO (Kelemahan
Peluang). Belum ada fasilitas toko online seperti check out dan rekening
belanja,barang yang sudah di set TERJUAL masih bisa dibeli oleh konsumen lain,
tidak adanya rekomendasi rate tentang pembeli yang jujur.
4.
WT (Kelemahan
Ancaman). Bukalapak.com memfasilitasi konsumennya dengan customer care yang
bisa dihubungi (021) 7695075. Fasilitas tersebut bisa digunakan untuk menyampaikan
keluhan ataupun masalah jual beli online. Selain menyediakan layanan telepon,
bukalapak.com juga menyediakan fitur feedback di
http://www.bukalapak.com/feedback , fitur ini memungkinkan pihak bukalapak
menangani masalah dan keluhan konsumennya secara personal yang sedapat mungkin
langsung ditangani.
Analisis Persaingan
Kelengkapan mutu pada
Bukalapak.com sangatlah berkualitas sehingga banyak sekali baik konsumen maupun
pelapak yangberminat untuk menjual belikan barang dagangannya di Bukalapak.com.
Selain itu desain dan bentuk produknya sangat menarik dan kreatif bagi
konsumen.Harga yang ditawarkan sangatlah terjangkau oleh semua kalangan
masyarakat, karena pelapak biasanya menyesuaikan dengan harga-harga pasar yang
ada di Indonesia. Promosi yang saat ini dijalankan melalui media-media
elektronik.
Review Pribadi
Mengenai Bukalapak
Bukalapak
adalah salah satu e-commerce terbesar yang ada di Indonesia, Bukalapak hadir
dengan segala fitur yang memudahkan masyarakat awam untuk bias melakukan
transaksi pembelian atau penjualan melalui aplikasi ini, Bukalapak sendiri
hadir dalam tampilan web atau desktop dan tampilan aplikasi di smartphone. Saya
sendiri menggunakan Bukalapak sejak duduk di bangku SMA atau kurang lebih 4-5
tahunan yang lalu, karena saya sadari kebutuhan seseorang akan lebih mudah
terpenuhi tanpa harus kita mengunjungi toko yang kita perlukan tersebut akan
tetapi itu semua bisa kita gantikan dengan adanya e-commerce salah satunya
Bukalapak ini, saya adalah tipe orang yang sangat suka belanja tapi di satu
sisi saya tidak suka beberlanja secara offline alias mengunjungi toko-toko
tersebut, jadi bisa dibilang saya lebih suka bertransaksi secara online, dan
dengan hadirnya Bukalapak ini saya sangat merasa terbantu karena akses untuk
mendapatkan apa yang saya inginkan semakin mudah tercapai, minimal tiap bulan
saya pasti belanja 1 atau 2 barang secara online itu angka minimal, Karena
biasanya saya malah bisa lebih dari 1 barang per minggu nya hehe, karena saya
juga tipe orang yang konsumtif atau boros untuk urusan belanja.
Disisi
lain Bukalapak juga menyediakan fitur penjualan untuk kita yang ingin menjual
barang-barang yang dibutuhkan masyarakat lain, dan barang tersebut juga bisa
berupa barang bekas, saya sendiri pun juga mempunyai toko di Bukalapak, toko
tersebut saya gunakan untuk berjualan barang-barang bekas misalnya barang bekas
sparepart motor, hp bekas atau apapun yang saya kira itu masih layak pakai dan
ada nilai jualnya.
Bukalapak
juga menyediakan banyak kemudahan akses untuk pembeli dalam melakukan
pembayaran saat berbelanja di sini, contoh kita bisa membayar transaksi
pembelian lewat indomaret atau alfamart jika kita tidak mempunyai ATM tapi
tentu itu akan kena biaya admin sebesar 2.500 dan sekarang ada fitur baru yaitu
kita bisa membayar secara Cash On Delivery, ini sangat membantu untuk pembeli
dan penjual dalam radius yang berdekatan, dan selain itu Bukalapak juga
menyediakan banyak pilihan pembayaran misal lewat bank transfer, bank virtual,
ataupun kredit dengan vendor lain.
Sistem
pengiriman barang di Bukalapak itu sendiri semakin lengkap dari waktu ke waktu,
dengan makin lengkap nya system pengiriman di Bukalapak, masyarakat semakin
bebas memilih apa yang kita inginkan tanpa adanya paksaan, dan bisa
menyesuaikan budget yang diinginkan untuk biaya pengiriman karena beda jasa
pengiriman tentu ada beda harga walau tidak semuanya beda terkadang untuk biaya
dalam kota hanya ada sedikir sekali perbedaanya, tapi jika luar kota atau pulau
itu sangat berasa perbedaanya, tapi satu hal ingat “ada harga ada kualitas”
tentu harga jasa pengiriman yang mahal itu lebih baik dari segi pelayanan,
estimasi sampai barang, bahkan tingkat kepuasaan konsumen itu di nomor satukan.
Terakhir,
ini adalah fitur yang paling saya sukai dari Bukalapak yaitu fitur Kode
Voucher, yup di Bukalapak hampir tiap bulan selalu ada voucher baru
bermunculan, biasanya voucher itu berupa gratis ongkir yang mana dengan
ketentuan memakai jasa pengiriman yang telah di tentukan oleh pihak Bukalapak,
tapi itu sangat tidak berpengaruh justru jasa pengiriman tersebut lah yang
biasanya selalu memuaskan konsumen, selain itu Bukalapak juga menyediakan kode
voucher lainya seperti voucher pulsa, voucher transportasi, voucher game,
voucher penggunaan kartu bank tertentu dan lainya.
sumber :
https://howmoneyindonesia.com/2014/05/06/achmad-zaky-sukses-berbisnis-bukalapak/
https://howmoneyindonesia.com/2014/05/06/achmad-zaky-sukses-berbisnis-bukalapak/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bukalapak
https://inet.detik.com/cyberlife/d-3058572/ini-kunci-sukses-startup-ala-bukalapak
https://id.wikipedia.org/wiki/Bukalapak
0 comments:
Post a Comment